musik

musik

https://soundcloud.com/pitbull/pitbull-timber-featuring-ke-ha

musik

https://soundcloud.com/daarinsoulfly/talk-dirty-jason-derulo

Jumat, 24 April 2015

suku Bajau


PHOTOSHOP



Senjata yang dipakai orang bajau untuk menangkap ikan atau melakukan kegiatan keseharian



Orang-orang Bajau ahli dalam menggunakan tombak. Bentuk-bentuk dari senjata itu bervariasi mulai dari bentuk tombak dengan bermata satu, baik yang berkait atau tidak, tombak trisula, dan seruit trisula. Ujung dari trisula ini umumnya sedikit melengkung kedalam, dimana dua mata trisula memiliki kait dibagian dalamnya.
Batang tombak biasanya terbuat dari bambu atau kayu nibong. Mata tombak dapat terbuat dari kayu atau besi. Ketika berburu ikan pari raksasa, panjang mata tombak adalah sekitar 15 inchi dan biasanya dipasangkan dengan batang bambu yang panjang. Kadang-kadang duri ikan pari yang mereka buru digunakan sebagai mata untuk tombak atau belati.
kebiasaan orang suku bajau


Sebagian besar anggota Suku Bajau di Sulawesi hidup diatas perahu dan sebagaian lagi menetap di pesisir pantai. Suku Bajau di Sulawesi memiliki komplesitas asal, persebaran, dan hubungan dengan Bajau yang berada wilayah lain di Indonesia. Bahkan nama Bajau ini sendiri menyimpan berlapis makna konotatif. Orang-orang Jawa mengenal Suku Bajau sebagai wong kambang, atau “orang-orang yang mengambang”;orang-orang Bugis menyebut mereka dengan waju, atau “orang-orang yang berpindah secara berkelompok,” orang-orang Makasar mengenal mereka dengan nama Turijene, yang berarti “orang air.”
Diceritakan oleh tradisi tertentu, Tempat asal Suku Bajau di Sulawesi adalah di barat-daya semenanjung Sulawesi, sebuah kemungkinan yang diperkuat oleh fakta bahwa Suku Bajau dapat ditemukan didalam atau disekitar pemukiman Bugis atau Makassar. Kebanyakan Suku Bajau yang tinggal diatas perahu ditemukan di pantai terpencil di timur semenanjung Sulawesi. Disana, di kuldesak yang jarang penghuni dan pernah dikuasai suku-suku pemburu kepala, suku pengembara Bajau berhasil menjelajahi perairan lepas pantai dan berhasil mendirikan perkampungan pantai. Perahu-perahu Bajau berkumpul disepanjang Teluk Bone yang menyambung dengan Selat Tiara dan Butung, menuju Pulau Wowoni dan Teluk Kendari, dan juga ke arah utara Kepulauan Sabalangka dan melewati Teluk Tomori.
pengaruh pada pariwisata Indonesia suku bajau


Keberadaan Suku bajau mempunyai peranan yang yang penting dalam khazanah kebudayaan Indonesia. Buhan hanya itu Keunikan Suku Bajau jika dilihat dari sisi kebudayaan dan keseniannya menjadi daya tarik tersendiri dalam konteks keparawisataan di Indonesia.
Salah satu yang menjadi daya tarik wisata pada suku bajau adalah seni budaya dan kerajinannya, seni ukir suku bajau juga mendapat perhatian khusus dari sector parawisata. Biasanya seni ukiran dan kraftangan ini mendapat sembutan yang lumayan daripada penduduk setempat mahupun dari luar. Manakala dari segi kebudayaan dan tarian adalah berkaitrapat. Kebudayaan masyarakat bajau di Semporna mempunyai pelbagai jenis. Pesta regatta Lepa-Lepa umpama di iringi dengan tarian tradisional masyarakat bajau iaitu Igal-Igal. Masyarakat bajau perpegang teguh kepada adapt tradisional daripada nenek moyang mereka.
Oleh itu tidak hairanlah pelbagai kebudayaan masyarakat bajau yang masih di amalkan hingga kini. Mag Durul salah satunya budaya masyarakat bajau. Mag Durul dikenali sebagai membuat makanan daripada beras yang di kisar untuk di buat maknan yang di kenali sebagaikuih Durul’. Pasangan yang barun kawin kononnya mesti Mag Durul supaya mereka di kurnikan anak di samping mendapat sberkat daripada nenek moyang. Begitu halnya dengan tarian Igal-Igal masyarakat bajau di Semporna. Tarian Igal-Igal akan menjadi santapan majlis perkhwinan, majlis pemimpin bersama rakyat dan pertandingan Igal-Igal.


Kebukebudayaan dan Kesenian Suku Bajau
\



Kesenian, kebudayaan, kraftangan dan tarian merupakan satu warisan yang di perolehi oleh masyarakat bajau daripada nenek moyang mereka. Keseniaan masyarakat bajau mempunyai kemahiran dalam bidang ini. Seni ukiran dan kraftangan umpamanya, ukiran yang halus lagi bercorak melambangkan kepakaran dalam mengukir, memahat pada batu-batu papan hiasan rumah dengan jaga pembuatan barang-barang prebot rumah yang di ukir sekaligus di pelbagaikan kegunanya daripada seni kepada kraf tangan yang meanarik
Kehidupan orang Bajau umumnya berlangsung di laut. Bahkan hidup itu sendiri bermula di laut. Sampai kini, masih banyak wanita Bajau yang melahirkan anaknya di perahu. Sebagai pelaut, ilmu mereka yang paling utama adalah ilmu mencari ikan, dan ilmu itulah yang sampai sekarang masih banyak bertahan.
Berkat pergulatan mereka dengan laut yang mendalam, orang Bajau bisa memperkirakan jenis ikan yang sedang berkeliaran di suatu gerombolan karang hanya dengan mangamati bekas-bekas pergerakan dan rerumputan laut yang dimakannya. Mereka juga ahli dalm mencari sumber ikan besar, dengan berpegangan pada batu karang yang berada di dasar laut. Suku Bajau termasuk kelompok etnis yang masih berada dalam kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang belum berkembang. Di antara mereka ada yang masih hidup secara primitif dan bertempat tinggal di atas perahu kecil bersama istri, anak-anak serta anggota keluarga lainnya. Namun tidak semua orang Bajau hidup seperti itu.

Kamis, 23 April 2015

Suku Bajau 

Sejarah suku bajau
Suku Bajau atau yang sering disebut orang Bajo adalah kelompok masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi, sehingga tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yakni di sekitar pantai P. Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Flores dan lain-lain. Di Sulawesi, orang Bajau bisa ditemukan di Sulawesi Tenggara (Sultra) dan di Sulawesi Utara (Gorontalo). Di Sultra, penduduk suku Bajau mencapai 300.000 jiwa yang tersebar di 105 buah desa dari 34 buah kecamatan di pesisir pantai Kabupaten Kolaka, Kendari, Buton dan Kabupaten Muna. Sementara di Sulut, mereka bisa ditemukan di Torosiaje, Kepulauan Togian.